KATA
PENGANTAR
Pertama
tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat serta hidayatnya,sehingga kita semua
dapat mengerjakan tugas dari ibu Asni Sri Hidayati, S.Pd yaitu membuat sinopsis dari novel karya
penulis terkenal pada era 30-an. Tak lupa juga sholawat serta salam selalu kita
curahkan kepada nabi junjungan kita nabiullah nabi Muhammad SAW atas jasa
beliau yang telah membawa kita dari jaman jahiliyah menuju jaman islamiyah.
Makalah
ini di buat sesuai dengan amanat dari ibu Asni ,makalah ini berisi tentang
sinopsis novel tahun 30-an yang berjudul “Sukreni Gadis Bali”. Makalah ini
dibuat agar pembaca mengetahui , paham dan lebih mengerti tentang isi,
unsur-unsur intrinsik dari novel tersebut.
Dan tidak
lupa juga kita mengucapkan banyak terima kasih kepada guru pembimbing kita ibu
Asni Sri Hidayati, S.Pd berkat beliau yang telah membimbing dan mengajar kita
sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini. Kami selaku penyusun mohon maaf
apabila dalam mengerjakan dan menyelesaikan makalah ini terdapat banyak sekali
kesalahan baik disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tujuan kami tidak lain
hanyalah untuk mengearahkan para pembaca untuk lebih mengerti dan memehami
tentang unsur-unsur dari novel “Sukreni Gadis Bali” tersebut. Untuk para
pembaca semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan berguna.
2, November 2013
Penulis ,
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar...................................................................................Page
1
Daftar
Isi............................................................................................Page
2
Sinopsis
dari Novel Karya A.A Pandji Tisna
“Sukreni Gadis Bali.........Page 3
Unsur-unsur
Intrinsik Dari Novel “Sukreni Gadis Bali”..........................Page 5
SINOPSIS DARI NOVEL KARYA
A.A PANDJI TISNA
“SUKRENI GADIS BALI”
Judul :
Sukreni Gadis Bali
Nama
Pengarang : Anak Agung Pandji Tisna
Penerbit/tahun
terbit : Balai Pustaka/ 1936
Jumlah
Halaman : 100
Kategori : Novel
Layak
Dibaca : Remaja,
Dewasa
Anak Agung Pandji
Tisna yang terlahir sebagai
bangsawan Bali, adalah salah satu tokoh
pengarang prosa Angkatan Pujangga Baru. Hampir semua buku-buku hasil karyanya
berisi kisah yang berlatar daerah Bali. Serba unik dan mengesankan, karena Bali
memang punya warna budaya sendiri, di mana agama hampir memasuki dan mendominir
semua aspek kehidupan.
Dalam Sukreni
Gadis Bali yang telah mengalami cetak ulang ke delapan ini, nyoman Pandji Tisna menceritakan nasib
serta duka seorang gadis bali yang bernama Sukreni. Mula-mula ia diperkosa oleh
seorang bangsawan hidung belang yang sekaligus menjabat sebagai Mantri Polisi
di daerah Temukus dan ternyata orang yang menjebak Sukreni adalah ibu dan
saudara perempuan Sukreni sendiri, mereka mau melakukan perintah dari Mantri
Polisi tersebut karena mereka diiming-imingi uang serta agar saudara tiri
Sukreni tersebut tidak diperistri Mantri Polisi itu. Setelah kejadian itu
Sukreni pun terpaksa harus pergi meninggalkan keluarga yang dicintainya
terutama ayahnya serta calon tunangannya yang sangat ia cintai. Sukreni
terpaksa meninggalkan mereka semua karena ia tidak mau pulang membawa malu.
Sukreni memutuskan untuk bekerja menjadi pembantu di daerah perumahan, tetapi baru beberapa minggu bekerja, Sukreni memilih
pergi dari rumah majikannya dengan alasan sakit tetapi ternyata Sukreni telah hamil. Lalu
Sukreni memilih tinggal di rumah teman
ayahnya. di rumah itu juga Sukreni melahirkan anak laki-lakinya yang bernama I
Gustam. Akan tetapi I Gustam tumbuh menjadi anak yang memiliki budi pekerti
yang tidak baik. Sejak berumur tujuh tahun ia sudah belajar berjudi, ketika ia
berumur 19 tahun ia di hukum karena mencuri lalu ia dimasukkan ke dalam penjara
selama 2 tahun. Setelah ia keluar dari penjara, ia semakin tumbuh menjadi
seseorang yang sangat bengis dan jahat. Sampai-sampai ia menjadi ketua dari
kelompok perampok yang sangat ditakuti masyarakat . Setelah itu Sukreni masih
terus menemui kepapaan sehingga ia hanya harus rela menerima nasibnya seperti
yang sudah merupakan suratan takdir dari Hyang Widhi Wasa. Hingga akhirnya I
Gustam dipertemukan dengan ayahnya saat
kelompok I Gustam menyerang daerah Temukus. Di tempat itu kelompok Mantri yang
di ketuai oleh ayah Gustam dan kelompok perampok yang di ketuai oleh I Gustam
itu saling berperang, yang akhirnya menyisa kan mereka berdua. Lalu peperangan
ayah dan anak itu di hentikan oleh mantan mata-mata di daerah Temukus tersebut.
Dari kisah ini bukan hanya dapat kita petik sari
pati dari ceritanya saja, melainkan juga dapat kita ambil kesimpulan bahwa
agaknya pada masa itu wanita Bali berada dalam derajat yang rendah, sehingga
dapat dipermainkan orang, lebih-lebih oleh kalangan bangsawan.
Kedati keadaannya sekarang telah berubah, apa yang
dituliskan dalam cerita ini merupakan penampilan jenis peradaban jaman lampau
di tanah air kita.
UNSUR – UNSUR
INTRINSIK DARI NOVEL
“SUKRENI GADIS
BALI”
ü Tema :
Kesengsaraan
yang tiada akhir
ü Alur :
Maju
ü Tokoh/Penokohan :
1. Men Negara
= tidak setia terhadap pasangannya (...kata orang, ia lari dari rumah orang
tuanya meninggalkan lakinya ,karena menurutkan laki-laki lain), tidak patuh
aturan (tentu babi itu engkau potong dengan tidak minta surat keterangan
dahulu,Men Negara?) gila harta (Men Negara amat senang hatinya.... sudah tentu
ia akan dapat uang pula,upah menolong memikat gadis itu!) cerdik( Men Negara
yang cerdik itu tersenyum dalam hatinya.)
2. Ni Nagari = genit
(senyumnya seolah-olah dibuat-buat supaya menarik hari orang)
3. I Made Tusan = pendusta (
lama I Gusti Made Tusan berhenti berbicara,seolah-olah memikirkan tempat baru,
sebab tempat itu sebenarnya tidak ada. Ia berdusta) cemburuan (I Made Tusan
terlalu amat cemburuan) cerdik ( I Gusti Made Tusan yang cerdik itu...) mata
keranjang (mata keranjang!...”ah jadi lupa sudah ratu kepada anak hamba?”)
4. Ni Luh Sukreni = penyesal
(sudahlah, Sukreni jangan engkau menyesali diri) tahu diri (ia tidak akan
pulang membawa malu dan cemar ke kampungnya) rajin bekerja ( dari tuan itu ia
mendapat persen uang .. karena ia rajin bekerja)
5. Ida Gde Swamba = baik hati (
anak itu akan dipelihara oleh Ida Gde? Heran! Mengapa sebaik itu benar
hatinya?) penyabar dan dewasa ( Ida Gde tidak marah kepadanya, tidak syak dan
tidak curiga...)
6. I Gustam/I Teguh = penjudi (di
situ ia belajar berjudi, dan melihat-lihat orang menyabung ayam) suka mencuri (
pada umur 19 tahun ia dihukum, karena mencuri...) tidak punya belas kasihan( I
Teguh tidak menaruh kasihan kepada siapa pun) pintar berkelahi (I Gustam
disebut juga I teguh, si kebal karena ia teramat tangkas berkelahi) pembunuh
dan perampok (membunuh dan merampok itulah kesenangannya) pemberani dan pantang
mundur,tidak terburu-buru (badannya sehat dan hatinya sungguh berani ... ia
pantang mundur, tetapi ia pandai pula menunggu waktu yang baik dengan sabar)
ü Latar/Setting :
*latar
tempat = kampung Bunut Panggang (
...kampung Bunut Panggang, sebuah kampung yang terletak di pinggir jalan
raya..) , kebun kelapa ( kebun kelapa di situ amat luas-luas...)Kedai Men
Nagara (Kedai itu amat buruk. Sebuah meja terletak di tengah-...) desa Buleleng
(sesampai di Buleleng, mereka menumpang di rumah seorang haji..) Temukus dan
Singaraja ( jaln raya Temukus-Singaraja tidak aman sedikit jua.)
*latar waktu =
pagi hari ( hari masih amat pagi), senja hari (hari telah senja), siang hari (Tatkala
pelita telah terpasang..) malam hari ( halaman rumah yang gelap tadi itu terang
benderang, karena api yang besar itu)
ü Sudut pandang :
orang
ke tiga serba tahu
ü Gaya bahasa :
menggunakan
gaya bahasa lama, sehingga sulit dipahami.
ü Amanat : - Setiap
tindakan yang hendak kita lakukan,
sebaiknya dipikirkan terlebih dahulu apa akibatnya kelak.
-
Kita
tidak boleh buta hanya karena harta, karena harta kita hanyalah sebuah titipan
dari Tuhan.
-
Hendaklah
kita melakukan kebaikan kepada semua orang ,dan jangan sekali-kali kita membuat
orang lain susah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar