Selasa, 05 November 2013

Sinopsis novel 30-an "Sukreni Gadis Bali"

KATA PENGANTAR


Pertama tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat serta hidayatnya,sehingga kita semua dapat mengerjakan tugas dari ibu Asni Sri Hidayati, S.Pd  yaitu membuat sinopsis dari novel karya penulis terkenal pada era 30-an. Tak lupa juga sholawat serta salam selalu kita curahkan kepada nabi junjungan kita nabiullah nabi Muhammad SAW atas jasa beliau yang telah membawa kita dari jaman jahiliyah menuju jaman islamiyah.
Makalah ini di buat sesuai dengan amanat dari ibu Asni ,makalah ini berisi tentang sinopsis novel tahun 30-an yang berjudul “Sukreni Gadis Bali”. Makalah ini dibuat agar pembaca mengetahui , paham dan lebih mengerti tentang isi, unsur-unsur intrinsik dari novel tersebut.
     Dan tidak lupa juga kita mengucapkan banyak terima kasih kepada guru pembimbing kita ibu Asni Sri Hidayati, S.Pd berkat beliau yang telah membimbing dan mengajar kita sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini. Kami selaku penyusun mohon maaf apabila dalam mengerjakan dan menyelesaikan makalah ini terdapat banyak sekali kesalahan baik disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tujuan kami tidak lain hanyalah untuk mengearahkan para pembaca untuk lebih mengerti dan memehami tentang unsur-unsur dari novel “Sukreni Gadis Bali” tersebut. Untuk para pembaca  semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna.



2, November  2013


Penulis ,          








DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................Page 1
Daftar Isi............................................................................................Page 2
Sinopsis dari  Novel Karya A.A Pandji Tisna “Sukreni Gadis Bali.........Page 3
Unsur-unsur Intrinsik Dari Novel “Sukreni Gadis Bali”..........................Page 5



































SINOPSIS DARI NOVEL KARYA
A.A PANDJI TISNA
“SUKRENI GADIS BALI”


Judul                                       : Sukreni Gadis Bali
Nama Pengarang                   : Anak Agung Pandji Tisna
Penerbit/tahun terbit              : Balai Pustaka/ 1936
Jumlah Halaman                    : 100
Kategori                                 : Novel
Layak Dibaca                        : Remaja, Dewasa

Anak Agung Pandji  Tisna  yang terlahir sebagai bangsawan  Bali, adalah salah satu tokoh pengarang prosa Angkatan Pujangga Baru. Hampir semua buku-buku hasil karyanya berisi kisah yang berlatar daerah Bali. Serba unik dan mengesankan, karena Bali memang punya warna budaya sendiri, di mana agama hampir memasuki dan mendominir semua aspek kehidupan.
Dalam Sukreni Gadis Bali yang telah mengalami cetak ulang ke delapan  ini, nyoman Pandji Tisna menceritakan nasib serta duka seorang gadis bali yang bernama Sukreni. Mula-mula ia diperkosa oleh seorang bangsawan hidung belang yang sekaligus menjabat sebagai Mantri Polisi di daerah Temukus dan ternyata orang yang menjebak Sukreni adalah ibu dan saudara perempuan Sukreni sendiri, mereka mau melakukan perintah dari Mantri Polisi tersebut karena mereka diiming-imingi uang serta agar saudara tiri Sukreni tersebut tidak diperistri Mantri Polisi itu. Setelah kejadian itu Sukreni pun terpaksa harus pergi meninggalkan keluarga yang dicintainya terutama ayahnya serta calon tunangannya yang sangat ia cintai. Sukreni terpaksa meninggalkan mereka semua karena ia tidak mau pulang membawa malu. Sukreni memutuskan untuk bekerja menjadi pembantu di daerah perumahan, tetapi baru  beberapa minggu bekerja, Sukreni memilih pergi dari rumah majikannya dengan alasan sakit  tetapi ternyata Sukreni telah hamil. Lalu Sukreni memilih  tinggal di rumah teman ayahnya. di rumah itu juga Sukreni melahirkan anak laki-lakinya yang bernama I Gustam. Akan tetapi I Gustam tumbuh menjadi anak yang memiliki budi pekerti yang tidak baik. Sejak berumur tujuh tahun ia sudah belajar berjudi, ketika ia berumur 19 tahun ia di hukum karena mencuri lalu ia dimasukkan ke dalam penjara selama 2 tahun. Setelah ia keluar dari penjara, ia semakin tumbuh menjadi seseorang yang sangat bengis dan jahat. Sampai-sampai ia menjadi ketua dari kelompok perampok yang sangat ditakuti masyarakat . Setelah itu Sukreni masih terus menemui kepapaan sehingga ia hanya harus rela menerima nasibnya seperti yang sudah merupakan suratan takdir dari Hyang Widhi Wasa. Hingga akhirnya I Gustam dipertemukan  dengan ayahnya saat kelompok I Gustam menyerang daerah Temukus. Di tempat itu kelompok Mantri yang di ketuai oleh ayah Gustam dan kelompok perampok yang di ketuai oleh I Gustam itu saling berperang, yang akhirnya menyisa kan mereka berdua. Lalu peperangan ayah dan anak itu di hentikan oleh mantan mata-mata di daerah Temukus tersebut.
Dari kisah ini bukan hanya dapat kita petik sari pati dari ceritanya saja, melainkan juga dapat kita ambil kesimpulan bahwa agaknya pada masa itu wanita Bali berada dalam derajat yang rendah, sehingga dapat dipermainkan orang, lebih-lebih oleh kalangan bangsawan.
Kedati keadaannya sekarang telah berubah, apa yang dituliskan dalam cerita ini merupakan penampilan jenis peradaban jaman lampau di tanah air kita.   





























UNSUR – UNSUR INTRINSIK DARI NOVEL
“SUKRENI GADIS BALI”

ü Tema                             : Kesengsaraan yang tiada akhir
ü Alur                               : Maju
ü Tokoh/Penokohan        : 1. Men Negara = tidak setia terhadap pasangannya (...kata orang, ia lari dari rumah orang tuanya meninggalkan lakinya ,karena menurutkan laki-laki lain), tidak patuh aturan (tentu babi itu engkau potong dengan tidak minta surat keterangan dahulu,Men Negara?) gila harta (Men Negara amat senang hatinya.... sudah tentu ia akan dapat uang pula,upah menolong memikat gadis itu!) cerdik( Men Negara yang cerdik itu tersenyum dalam hatinya.)
2. Ni Nagari = genit (senyumnya seolah-olah dibuat-buat supaya menarik hari orang)
3. I Made Tusan = pendusta ( lama I Gusti Made Tusan berhenti berbicara,seolah-olah memikirkan tempat baru, sebab tempat itu sebenarnya tidak ada. Ia berdusta) cemburuan (I Made Tusan terlalu amat cemburuan) cerdik ( I Gusti Made Tusan yang cerdik itu...) mata keranjang (mata keranjang!...”ah jadi lupa sudah ratu kepada anak hamba?”)
4. Ni Luh Sukreni = penyesal (sudahlah, Sukreni jangan engkau menyesali diri) tahu diri (ia tidak akan pulang membawa malu dan cemar ke kampungnya) rajin bekerja ( dari tuan itu ia mendapat persen uang .. karena ia rajin bekerja)
5. Ida Gde Swamba = baik hati ( anak itu akan dipelihara oleh Ida Gde? Heran! Mengapa sebaik itu benar hatinya?) penyabar dan dewasa ( Ida Gde tidak marah kepadanya, tidak syak dan tidak curiga...)
6. I Gustam/I Teguh = penjudi (di situ ia belajar berjudi, dan melihat-lihat orang menyabung ayam) suka mencuri ( pada umur 19 tahun ia dihukum, karena mencuri...) tidak punya belas kasihan( I Teguh tidak menaruh kasihan kepada siapa pun) pintar berkelahi (I Gustam disebut juga I teguh, si kebal karena ia teramat tangkas berkelahi) pembunuh dan perampok (membunuh dan merampok itulah kesenangannya) pemberani dan pantang mundur,tidak terburu-buru (badannya sehat dan hatinya sungguh berani ... ia pantang mundur, tetapi ia pandai pula menunggu waktu yang baik dengan sabar)
ü Latar/Setting                 : *latar tempat = kampung Bunut Panggang ( ...kampung Bunut Panggang, sebuah kampung yang terletak di pinggir jalan raya..) , kebun kelapa ( kebun kelapa di situ amat luas-luas...)Kedai Men Nagara (Kedai itu amat buruk. Sebuah meja terletak di tengah-...) desa Buleleng (sesampai di Buleleng, mereka menumpang di rumah seorang haji..) Temukus dan Singaraja ( jaln raya Temukus-Singaraja tidak aman sedikit jua.)
*latar waktu = pagi hari ( hari masih amat pagi), senja hari (hari telah senja), siang hari (Tatkala pelita telah terpasang..) malam hari ( halaman rumah yang gelap tadi itu terang benderang, karena api yang besar itu)
ü Sudut pandang              : orang ke tiga serba tahu
ü Gaya bahasa                  : menggunakan gaya bahasa lama, sehingga sulit dipahami.
ü Amanat                   : -   Setiap tindakan yang hendak kita lakukan,     sebaiknya dipikirkan terlebih dahulu apa akibatnya kelak.
-         Kita tidak boleh buta hanya karena harta, karena harta kita hanyalah sebuah titipan dari  Tuhan.

-         Hendaklah kita melakukan kebaikan kepada semua orang ,dan jangan sekali-kali kita membuat orang lain susah. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar